Wednesday, February 24, 2010

Kadang kita bertanya, apa hidup kita akan meninggalkan suatu bekas bagi orang yang pernah mengenal kita? Ataukah kita hanya akan hilang begitu saja dan tidak meninggalkan apa-apa. Selama ini aku berpikir bahwa hidup yang tlah kulewatkan dahulu bukanlah apa-apa dan tidak meninggalkan apa-apa.

Kecanggihan teknologi terus saja berkembang hingga di jaman sekarang ada begitu banyak jejaring sosial yang memungkinkan kita bertemu dengan teman lama, yang mungkin saja sudah bertahun atau puluhan tahun tidak bertemu. Sebuah pesan di inbox facebook 8 jam yang lalu ternyata membawaku ke masa lalu dan menjawab pertanyaan yang terus saja melayang di benakku. Aku bahkan hampir lupa bahwa ada sepenggal masa tentangnya dalam kurun hidupku. Masa itu telah begitu lama lewat dan hampir terlupakan, sekitar 12-13 tahun yang lalu. Waktu yang sangat lama. Saat-saat dimana aku begitu kanak-kanak untuk mengartikan sebuah kasih sayang darinya dan begitu penuh ambisi dengan sejuta keinginan untuk pencapaian-pencapaian diri sendiri. Namun dia pernah ada dan hadir dalam hidupku waktu itu.

Lewat produk kecanggihan jaman kami di pertemukan lagi walau sekarang dengan batasan norma dan aturan yang hanya mengijinkan kami untuk sekedar tahu tentang kabar dari masing-masing kami. Setidaknya kita masih bisa bertukar kabar dan berita tentang hidup kita masing-masing. Begitulah misteri hidup kadang berpisah dengan cara yang tak bisa di pahami namun kadang bertemu dengan cara yang mengejutkan. Kita hanya jalani saja keputusan takdir sembari terus melakukan yang terbaik untuk setiap pilihan yang sudah kita ambil untuk hidup kita. Kita harus terus berjalan.

Masing-masing kita punya cara sendiri-sendiri dan berbeda dengan orang lain untuk mengenang seseorang yang kita sayangi atau yang setidaknya pernah hadir dalam hidup kita walau hanya sebentar saja. Cara-cara seperti itu mungkin tak pernah terbayangkan akan terjadi dalam hidup kita, mengapa seseorang punya rahasia sendiri tentang masa lalunya yang ingin terus diingatnya.

Sunday, February 21, 2010

Bukan Ilalang

Selagi angin bertiup tak tentu
Manakala semilir
Kadang beliung…
Jangan kau tanya
Mengapa jadi begini
Hidup slalu punya dua rupa
Sperti mata uang
Punya dua sisi tak terpisah

Kita bukan lagi ilalang
Kita pohon keanggunan
Yang perlu di siram
Agar mekar berbunga


Neivy Vilany
11 juli 2007

Rindu Untuk Sahabat

Kita t’lah semakin dewasa
Dalam usia yang tak lagi bau belasan
Berbagai dera t’lah terlewati
Dalam pilihan-pilihan asa
Dan adakah pernah terlintas
Bahwa kita kan bersua
Dalam kedewasaan
Yang saling paham
Kunantikan jumpa itu
Tapi seakan takdir tuk berjumpa
Tak tersedia untuk kita
Kupasrahkan langkahku padaNya
Dari pulau dewata ku sujud
Kelak kita kan jumpa
Slalu kuyakin pasti kau berbahagia
Dalam perjalananmu
Aku pun berbahagia karnanya
Dan kan slalu merindumu


Untuk sahabat-sahabat kekasih hatiku
Yang tlah lama kita tak bertemu
Aku merindukanmu…
08 September ‘06
Neivy Vilany

Seraya Aksi Semesta

Seraya sang bayu
Menghempas tajam
Purnama bersinar cemerlang
Merah jingga kuning biru
Menghias
Temanimu berjalan
Terpikir lagi
Pakai realita!
Oooh…
Bumi berputar

Seraya tuan jangkrik menyanyi
Nyamuk pun berdendang
Terdengar dekat
Sangat dekat
Di samping telinga

Seraya mau bertolak
Ke pulau kapuk
Sayup suara keroncong
Di petik kasar
Detak jarum jam
Tak...tak..tak…
12.07 malam
Astaga!!!
Tepat tengah malam
Gonggongan anjing malam
Menyadarkan harus tidur
Walau semesta terus beraksi


Neivy Vilany
15 juli 2000

Saturday, February 20, 2010

Bintang Jatuh

Lengang tenang suasana
Di pekatnya malam jelang nyepi
Duduk menerawang langit
Menghadap bintang utara
Bicarakan giatnya hari
Tuk siapkan cita
Kala mata beradu pada rasi biduk
Cahaya terang jatuh
Bangkitkan harapan
Ku buat permohonan
Di antara dendangan binatang malam
Walau nyiur tak melambai
Namun angin kan sampaikan
Salam rinduku pada siapa
Perlahan tanda utara tertutup awan
Dan nyamuk yang smakin ganas
Tak goyah tuk pudarkan
Keyakinan dalam permohonan
Yang sudah di haturkan
Tuk seberkat pada masa menjelang


Neivy Vilany
18 maret 2007

When sun goes down

When sun goes down
hold me tight
and don't let go
I'll smile for you
just wanna close my eyes
when your kisses
falling on my face
When sun goes down
I'm here with you...
When sun goes down
hold me tight
and don't let go
just keep walk
into the night
walking together
through the night
When sun goes down
walking into the night
we spread love
to the lonely sky
we share love
to the empty soul
so, hold me
and don't let go

Kuta Bali
20 Feb 2010

Monday, February 15, 2010

Cerita yang belum selesai

keseluruhan cerita itu belum menyatu
masih merupakan penggalan-penggalan
yang maksudnya belum tersampaikan
aku kehilangan kata-kata
butuh inspirasi bukan sesumbar
supaya penggalannya kian menyatu
jadi rangkaian makna yang hidup
pemahamanku seakan terkuras
hilang menguap entah kemana
bertahun coba kuselesaikan
ide tak jua ada
itu bahkan bukan cerita
hanya potongan kosong
yang tak bisa di ceritakan



Kuta - Bali


Sudah bertahun-tahun dan cerita itu belum selesai juga. Seakan sulit mempertemukan setiap penggalannya hingga akhirnya maksudnya bisa tersampaikan. Aku selalu berharap cerita itu bisa selesai sebagai suatu pencapaian baru dalam hidupku di tahun 2010 ini, namun entah mengapa ide seakan menumpuk di kepala namun sama sekali tak nampak tali penyatuannya. Semua seakan begitu sulit untuk di ungkapkan dan di terjemahkan lewat rangkaian kata-kata.
Apakah perjuangannya memang harus seberat dan sesusah ini? yah, mudah-mudahan saja hasil karyanya nanti bisa setimpal dengan perjuangannya yang sangat menguras otak. Berharap saja demikian...

Ampunan

Awan keliatan berat kelabu
menanggung beratnya air
Yang enggan menyentuh persada

Tanah smakin kering kerontang
Dalam hamparan kemarahan
Yang dipupuki keangkuhan

Berbekal bibit kebohongan
Ku taburi tanah
Tanpa siraman nurani

Kuberjalan tanpa alas
Menuju panasnya api
Tanahku kan hangus

Kakiku melepuh diatas bara angkara
Lidahku keruh dengan omongan palsu
Lumer retak berkeping

Aliri tanah kerontang!!!
Sirami tubuhku yang membara
Hingga lepas dahaga

Kesah nurani syafaatkan ampunan
Menantang Pengasih
Taruh belas kasih

Biar penggarap lahan bekerja
Dengan benar bukan baik
Supaya hamparan berkilau emas


Neivy Vilany
20 Desember 2006

Saturday, February 13, 2010

Daya Syahda

Kutaruhkan hidup
Di sebuah juang
Tuk suatu daya
Menantang kata yang bisu
Coba ungkap penat
Di bawah teriknya kembara
Kosong nurani biar terisi
Jauh kutepis angkara
Supaya murka tak berdansa
Kurajut kembara
Dengan elok berserah
Kiranya insan berseri
Kala syahda cinta
Dendangkan nyanyian jiwa
Dayaku adalah cinta
Menantang kembara tak berujung


Neivy Vilany
23 August 2007

Nyanyian Cinta : Tentangmu dan kita

Ku kecup dirimu
Kala surya menyapa
Bergelayut di pelukan sukma
Tuk bawa ceria harimu
Karna mungkin besok, aku tiada

Di teriknya hari
Ku rangkai kata suci
Sekedar senyuman
Biar tersungging di hatimu
Karna mungkin besok, aku tiada

Slalu ku nanti dirimu
Manakala lembayung beradu di barat
Mengecup letihmu
Dalam kerinduan hariku

Ku peluk erat ragamu di malam kelam
Membelai lembut jiwamu
Hingga kau lelap
Karna mungkin besok, aku tiada

Ku rias diriku
Di depan cermin keanggunan
Sbagai keindahan dalam sejatimu
Hariku bahagia penuh
Karna ada untukmu

Mungkin besok aku tiada
Untaian doaku pada Bapa
Adalah tentangmu dan kita
Bersama di tiap hari


Neivy Vilany
19-20 July 2007

UntukNya

Redamlah kemarahan
Hilangkan kesal yang ada
Ampuni dengan penuh ketulusan
Karna kasihNya mengampuni

Tutuplah mata, tidur!
Rasakan belaian surgawi
Kalau tidak ingin
Membuka mata
Dan menjadi marah

Bila saatnya membuka mata
Bukalah dangan penuh cinta kasih
Dan bekerjalah dalam damai
Untuk kemuliaanNya


Neivy Vilany
22 maret 2003
Judul : 29 november 2006

Di Puncak Klabat Terakhir kali

Berkhayal tentang negri di awan
Langit biru
Awan tebal
Gunung-gunung
Danau Tondano bak gitar
Bandara Sam Ratulangi
Pelabuhan bitung
Bagaikan mimpi
Tapi ini bukan mimpi
Ini realita
Elang terbang sendiri
Hujatan anak pendaki
Puncak klabat
Takkan terlupa
Mungkin ini terakhir kita sua
Kano-kano liar jangan marah
Ini hanya suatu kemungkinan
Bukan suatu kepastian


Puncak Gunung Klabat
17 Agustus 2000

eksistensi kemunafikan

Kemesraan butuh eksistensi
Tak hanya ingin di kenang
Di awal purama saja

Kepura-puraan adalah pemikat
Kata bukan kesejatian
Di halalkan karna hasrat

Kala tergenggam di pangkuan
Tak ada lagi ciuman bumi
Peraslah logika kalau bisa!
Minta purnama jangan berganti

Sayangnya, kata ahli
Dunia itu bulat
Terbiasalah dengan putarannya

Bila malam menjemput lagi
Pejamkanlah hati
Biar tak menangis
Di balik dengkuran


Neivy Vilany
07 August 2007

Permainan Zaman

Disana ada hati yang senduh
Meringis, pilunya nasib
Jiwa yang kosong
Berteriak lirih hampa
Badan yang remuk
Berjalan gontai tanpa alas
Mengais suap demi suap
Dalam tangis tanpa air mata
Kami jadi alat zaman
Tuk pamor pamer pamrih
Salah siapa nestapa ini?
Badan kami sudah luluh lantak
Dalam hati kami
Tak henti kami teriak
Berilah kami sedikit saja, keadilan


Neivy Vilany
13 oktober 2007

Sahabat, Jangan Bersedih

Selagi angin bertiup tak tentu
Manakala semilir
Kadang beliung
Jangan kau tanya
Mengapa jadi begini
Hidup slalu punya dua rupa
Sperti mata uang
Punya dua sisi tak terpisah
Mungkin dunia tampak tak adil
Torehkan pedih sedalam lautan
Namun esok pasti kan datang
Tuk bawakan tawa
Seceria mentari bersemi


Untuk sahabatku...
Tangismu adalah sedihku


Neivy Vilany
20 Juni 2007
22 Juni 2007

Menuju Klabat dan Merdeka

berjalan menembus kelam malam
ditemani sinar rembulan
tapaki jalan curam
ujungnya bagai fatamorgana
jangan berhenti!
pacu semangat!
perjalanan kian jauh
tenaga terus terkuras
jangan berhenti!
dinginnya malam
sbagai pelengkap suasana
smakin menusuk tulang
jangan terlena!
teruslah berjalan!
lihat kedepan
fatamorgana derita
akan tetap berakhir
MERDEKA!!!

Neivy Vilany
17 agustus 2000

Bertemu kembali

Kupikir jumpa kita tlah berakhir di lembar kemarin. Ternyata waktu masih mempertemukan kita E*****. Pertemuan kemarin membuat kita kembali ke tahun 2004, masa dimana takdir mempertemukan segala harapmu dan kebisuanku. Kau bercerita lewat lagu-lagumu dan ku diam dengan sebongkah beban dan ketakutanku (itulah yang terjadi pada diriku). Aku tahu kau begitu menyayangiku tapi tak pernah ku jawab atas pintamu dan aku terlalu liar untuk dimiliki. Yah, begitulah ungkapanmu atas sikapku. Aku hanya tidak pernah mengatakannya padamu E... bahwa aku menyayangimu dari kedalaman tak berbatas tanpa nama. Aku mengingatmu dalam pigura yang kau hadiahkan padaku, aku menyimpanmu dalam hatiku bersama lagu-lagumu yang masih kusimpan seperti pesanmu. Biar hanya aku dan hatiku yang tau dimana tempatmu dalam hatiku. Kita mengambil jalan kita masing-masing. Sekian lama tak pernah lagi bertemu denganmu namun aku selalu mendoakanmu dan angin selalu menyampaikan berita tentangmu, sebelum akhirnya ku menghilang karna hidupku yang terpenjara dan akhirnya tak tau apa-apa lagi tentangmu.

Pertemuan kita kemarin cukup membuatku terkejut akan perjalanan hidup yang kau alami, hidup ini cukup tragis bagi kita berdua yang harus melakonkan peran yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Aku turut bersedih mendengar ceritamu tapi aku tahu kau akan selalu baik-baik saja. Aku bahagia bisa bertemu lagi denganmu... Ake tertawa lepas saat bersamamu (seakan luka itu tak pernah tergores). Kunikmati hari kemarin bersamamu karna mungkin esok tak ada lagi untuk kita.. tapi bila umur kita masih panjang ku yakin bahwa kita pasti kan bertemu lagi.


Kuta - Bali

Kisah Insan

Kala mentari di tiup hari
Tetes embun menyambut surya
Menyapa rindu di lubuk sukma
Semilah pohon, berbuah keemasan

Mentari ditiup hari
Bergelayut sinari siang
Selampai putih terkembang
Merentang kasih tak berbatas

Bulan perlahan merayap
Temani langkah malam
Kisahkan cerita insan


Neivy Vilany
19 juli 2007

Tangisan Anak Negeri

Disana berputar iklan-iklan indah
Mengilham sengsara harap berakhir
Disananya lagi berteriak rusuh
Membenarkan diri harap damai

Disini, tempatku berpijak ini
Dulunya adalah pantai
Sekarang berdiri bangunan tinggi
Tuk pusat perbisnisan

Ada yang menjual kata-kata
Ada pula yang menjual harga diri
Mau beli yang mana terserah
Asal pintar-pintar memilih

Ini warisan untuk turun-temurun
Tapi apalagi yang tersisa?



Neivy Vilany
01 September 2008

Belum ada judul...

Hati berdesir sayup
Diantara sorak bintang-bintang
Enggan berucap pada malam
Hanya diam lalu pergi lagi
Tangan-tangan hampa meminta
Di kelabunya hari yang terik
Kaki-kaki jenjang melangkah
Mengibas detik demi detik
Menunggu kilas harap
Yang entah kapan datang
Apa semesta tlah beritahu
Pada Khalik diatas sana?


NV
23 April 2008

Sudah Pergi

Sudah berapa purnama
Sejak terakhir sua
Tanpa kata
Menutup mata

Sudah berapa purnama
Selalu hadir
Tanpa kata
Dalam anganan tidur

Sudah berapa purnama
Masih bertanya
Belum bisa mengerti
Tiap hadirmu

Sudah berapa purnama
Sejak terakhir sua
Tanpa kata
Kau terbujur kaku


Puisi ini untuk sahabat terkasih Jimmy Solang
yang selamanya telah pergi tanpa kata.
Neivy Vilany
9 April 2006

Salam Rindu

Musim trus berganti
Tandai ujian pendewasaan
Yang smakin sulit
Dan kita tak lagi sperti dulu
Bergandeng tangan dengan ceria
Menyingkap tangis dalam pelukan

Di musim yang trus berganti
Kita tlah memilih
Masing-masing dengan berani
Tuk tanggalkan rasa takut
Demi sebuah tujuan

Disana ada tangismu
Juga bahagiamu
Sahabatku…
Tak lagi kita bersama
Namun hati kita tetap sama
Senantiasa merindu tuk sebuah temu


Salam rindu tuk para sahabat
Neivy vilany
20 juni 2007

Kenakan Zirahmu

Apa fungsi sujud tersungkur
Dalam gerutu kian menderu
Hatur doa panjang tak henti
Cerita nestapa pakai topeng
Belum cukupkah sesumbar
Menyangkal diri kesejatian
Hanya ganti nama
Namun sama isi
Dosa awal terus berulang
Untuk bisa serupa
Fatamorgana dunia
Terus merajalela berkendara
Berhias tajuk religi…
Yang mau berperang
Pakailah baju zirah!
Yang mengalah pada zaman
Itu pilihanmu
Tuk tetap bertopeng


Neivy Vilany
26 December 2006

Ilalang Tak Berbahasa

Terkuak satu masa hidup
Secepat malam datang
Gantikan hari
Bencilah ilalang
Karna tak berbahasa
Hanya melambai lirih
Bila tertiup angin
Dan tak bergeming
Bila torehkan perih



Neivy Vilany
19 juni 2007

Tangisan Jagad

Sepiku bertanya pada malam
Keraguan akan nestapa dunia
Kesendirianku di terpa bayu
Lihat lakon yang ingkar akan kodrat

Dunia seakan lupa diri
Dalam keagungan peng-aku-an semu
Apa sebenar yang dicari
Kan trus dicari dalam ketidakpuasan

Bumi semesta atas kehendak
Terus bergolak memberi ingatan
Akan pergeseran modernisasi
Yang katanya adalah harkat

Jagad menangisi diriku
Yang adalah nestapa
Tapi lebih pantaslah
Tangisi saja dunia kelam
Yang smakin tertutup kabut
Lalu perlahan hancur

Pesan Rindu

Malam tanpa bintang
Retakkan seluruh tulang
Membakar tiap inci nadi
Angin malam seakan enggan
Bersiul lirihkan sukma
Kerinduan ini hampir membunuh
Wahai malaikat malam
Hentakkan dada yang bisu
Dendangkanlah buaian jiwa
Tuk hangatkan raga
Bisakah kau rasakan
Kala malam smakin dingin
Adakah penghuni surga
Lelap tertidur di atas awan
Bisikkanlah pada mimpi
Pasan rindu tuk kekasihku


Neivy Vilany
15 October 2007

Friday, February 12, 2010

Sia-sia

Hadir dan terus
Berlalu lalu hilang
Dalam kemeriahan pesta topeng
Berhiaskan kebaikan

Adakah yang tahu
Kompas hidup berputar
Menuju arah yang salah

Adakah yang sadar
Manakala angin kebiasaan
Berhembus sia-sia

Kita minum anggur bukan kesaksian
Celoteh manisnya umpatan
Diam-diam menikam punggung

Mau baik atau benar
Tersamar dalam pesta mabuk sia-sia
Adakah yang tahu…


Neivy Vilany
Selesai 03 Maret 2007

Sudah Usai

Bila esok raga masih terjaga
Bangkitlah, kalau masih bisa
Basuh muka dengan sutera
Berilah napas baru tuk tertawa
Mandikan tubuh dengan wangian
Kenakanlah pakaian keindahan
Hiaslah diri bak Aphrodite
Menebar aroma cinta ke dunia
Mungkin, tinggal sehari
Mungkin, esok tak ada lagi
Dan bila trompet istana
Berbunyi menjemput malam
Dengan kereta tujuan firdaus
Pergilah jangan ragu
Tinggalkan yang tertinggal!
Kesemuan sudah usai


Neivy Vilany
07 Aug 2007

Terserah Sajalah

Mencoba mengalah ikuti semua pinta
Yang tak pernah tersebut
Semua selalu salah

Mencoba meraba semua harap
Yang tak pernah tersebut
Semua selalu salah

Minta dimengerti
Namun tak memberi pengerrtian
Jadinya salah pengertian

Salah lagi, salah lagi,
Begini salah, begitu salah,
Semua selalu salah

Letih badan merasuk hati
Yang semakin lelah mengira
Semua terserah sajalah

Kalau hitam bilang hitam
Kalau putih bilang putih
Semua terserah sajalah

Kalau masih gak bisa bilang juga
Lebih baik segera ke dokter
Mungkin ada kerusakan pita suara
Atau lagi sakit gigi
Semua terserah sajalah

Segera periksa ke dokter!
Kalau pita suara benar-benar rusak
Atau gigi sampai bolong bahkan ompong
Sesal kemudian tak guna

Jadinya salah-salah terus
Emangnya gue pikirin
Semua terserah sajalah


Neivy Vilany
2005

Sedekah

Ku memang tak punya apa-apa
Tiada harta dan uang banyak
Hariku slalu cukup saja
Aku miskin tiada apa-apa

Namun pada mataku ada sinar
Penuh arti bahagia
Di bibirku ada senyum
Yang tak tau kata miskin

Jiwaku slalu menari
Sukmaku berdendang
Karna hatiku penuh cinta
Yang buatku cukup tuk bersyukur

Di hatiku ada banyak cinta
Kuyakin itu tiada kau punya
Sebab kau terus bersungut
Minta lebih dan lebih

Aku memang miskin
Tiada apa-apa
Namun sedia kubagi
Bingkisan kasih tuk hidupmu?

Jangan sungkan tuk menerima
Biar ku miskin tiada apa-apa
Kubagi kasih dengan cuma-cuma
Siapa tau kelak boleh berarti


Neivy Vilany
22 September 2007

Berbagai Cerita Kita

Dulu, kala nyiur melambai
kita menyungging senyum
kala ombak menerpakan buih putih
kita berlari melepas tawa
dalam ketidakmengertian
apa itu memutuskan

Hidup tak sama lagi
Dalam sekian masa terlewatkan
Sudahkah kita bisa bicara tentang hidup?

Disini ku berjalan
Melihat serta mendengar
Kali nanti bertemu
Ku kan bercerita tentang semua
Kau pun harus bercerita
Tentang hidupmu selama masamu

Kan kunanti saat itu
Saat kita punya waktu
Tuk berbagi cerita


Neivy Vilany
01 Maret 2007

Bercerita Pada Malam

Malam yang larut
Tak lagi bisa pejamkan mata
Terhimpit kenangan taun lalu
Melintas kebersamaan bulan puasa

Pabila tuan tidak tuli
Dengarkah rindu didalam sunyi
Kata hamba mungkin salah
Mengaum sperti singa menerkam

Dan semoga tuan tidak buta
Tuk melihat tangisan hati
Merembah menyusuri pipi
Bak tanah kehausan

Kepada siapa hamba kan bercerita
Mangadu sepi tak terurai
Hanya menanti deringan
Yang tak kunjung tiba

Antara kita membentang lautan
Disana tuan bersama mereka
Adakah kita sama satu rasa
Hamba sendiri, bercerita pada malam


Neivy Vilany
01 September 2008

Sepenggal Pilu "Antara Dengung Takbir"

Semua terlaku salah
Kala amarah memenuhi
Tak ada yang benar
Bila mata tertutup
Semuanya salah
Kala gundah ingin miliki
Seakan bebas datang
Bagai siang gantikan malam
Semua sperti tak adil
Bila dijadikan sasaran
Tanpa pertimbangan
Tak bisa terbantahkan
Ujungnya, smua jadi salah
Hati berteriak mengecam
Namun lidah telah keluh
Coba tanyakan pada mereka
Apa mau menjadi aku?
Merintih diantara dengung takbir
Aku miskin dan nista
Aku hanya bukan istri
Nada tinggimu bilang
Aku tak punya hati
Coba tanya mereka
Apa mau menjadi aku?
Biarlah urusan kita
Jadi urusan sorga dan akhirat
Mohon maaf lahir dan batin


Neivy Vilany
30 September 2008

Serpihan Diri

Dunia mudaku sedang bersemi
Bergejolak bak gelombang
Berputar seperti cyclone
Yang tak gentar menghepas

Penuh gairah melangkah
Menuju harap
Tapi ku jatuh terguling
Seakan dunia kan berakhir

Sajian pemenuhan
Yang tak lagi tersedia
Hidupku kan berakhir kala diam
Kucari lewat ikhtisar pelajaran

Dalam tanya alurnya
Tak sejenak saja
Terasa badai menghajar
Diri sendiri yang terus mengoyak

Koyakan hologram diri
Mempertontonkan keseluruhan
Lakon di setiap babak
Telaah menyingkap kesia-sian

Hidupku seakan berakhir
Menjadi serpihan kenangan
Tangisku mengaliri batin
Beranjak menuju visi



Neivy Vilany
14 January 2007

Thursday, February 11, 2010

Dalam Sebuah Masa

R Indra... pernah manjadi sebuah keceriaan dalam suatu masa hidupku. Kita pernah tertawa bersama menempuh perjalanan-perjalanan panjang yang menggairahkan, kita pernah bergandengan tangan melintasi norma dan akal sehat, kita pernah terbangun dalam malam sepi tanpa bintang. Kita pernah bersama merangkai visi dan menghayalkan asa sampai suatu ketika ku terbangun dalam kekosongan yang penuh tanya. Terus bertanya hingga potongan-potongan jawaban itu terbentuk menjadi suatu wajah kepalsuan yang berhiaskan keangkuhan.

Pertemuan kami terjadi sekitar awal tahun 2007 dan jujur aku tidak menyukainya. Kesan pertama padanya terpancar aura kesedihan yang sangat menyedihkan dari wajahnya, aku masih mengingat wajahnya saat itu. Aku mengasihaninya dan inilah awal kesalahanku, kesalahan pertama. Maafkan aku kalau memang waktu itu hanya sebuah rasa kasihan saja atas hidupmu yang kau bilang menderita namun seiring dengan kebersamaan kita aku pun terbiasa dengannya dan mulai menyayanginya. Yah, rasa sayang itu hadir karna terbiasa. Kubuka diri untuk menerimanya dengan segala kurangnya dan begitulah cintaku padanya. Aku mencintai kekurangannya dan selalu memaafkannya dan inilah kesalahanku yang kedua. Kesalahanku yang ketiga adalah aku hanya diam pada saat dia mengambil hidupku. Hidupku bukanlah aku lagi karna sebuah komitmen yang terus kujaga. Selanjutnya dan selanjutnya adalah salahku. Dan semua menjadi SALAH. Aku seorang setia yang bodoh. Dan perlahan-lahan kata setia itu di uji dengan paparan-paparan kebohongan yang terus terkuak. Aku tetap diam seakan kaku dan hanya mengikuti permainan takdir.

Hmmmm..... (ku hela nafas panjang)

Aku hanya diam dengan semua kebohongan itu yang kebenarannya datang sendiri tanpa harus berupaya mencari tahu. Semua kata-kata kasarnya, hinaan demi hinaan yang melantun dari mulutnya (ternyata air mataku masih mengalir bila mengingat masa-masa itu... ku tarik nafas panjang lagi... menguatkan diri untuk melanjutkan tulisan ini....) seakan-akan aku seperti orang tak berguna dan tidak punya kehidupan yang dulunya dia pungut di pinggir jalan lalu memberikanku kehidupan layak jadi akhirnya harus menerima apapun hinaan dan perlakuan kasar itu. Sering kali dia merendahkanku namun rasa kasihku padanya selalu memaafkannya. Sungguh tragis karna dia yang mengambil kehidupanku berlaku semaunya atas hidupku. 2 tahun bersamanya adalah tahun-tahun terberat dalam hidupku dengan terus-terusan berkelahi dengan jiwaku yang terus-menerus kuaniaya. Aku berubah menjadi orang yang tak berguna yang menguburkan semua keinginanku dan perolehan-perolehan yang ingin kuraih, aku bahkan tidak berhak atas hidupku namun dengan ikhlas tetap menjalani ketidakbebasan itu. Aku seperti burung yang terkurung dalam sangkar namun kali ini aku tidak beruntung karna terkurung bukan dalam sangkar emas tapi sangkar keegoisan yang perlahan membunuhku. Hatiku menyayanginya tapi juga menuntut keadilan untuk hidupku namun aku tak bisa apa-apa, aku ketakutan....

Aku bukan perempuan yang tidak bisa apa-apa yang hanya berdiri di pinggir jalan menjual dosa untuk mencari makan. Aku adalah sesuatu yang ingin di puja dan dimuliakan dalam hidupmu namun aku semakin tidak ada. Keangkuhan dan keegoisannya terlalu tinggi untuk ku raih walau ku terus mengemis padanya. Hatinya terlalu kaku oleh perwujudan kepedihannya sendiri. Jiwanya terlalu lemah untuk diselamatkan oleh cinta. Kalau engkau bilang menderita aku akan ada untukmu tapi siapakah sebenarnya yang sedang merintih dalam penderitaan??? Engkau tidak pernah melihat aku, engkau hanya melihat engkau dan aku selalu salah. Dan yang kutahu hanyalah hampir 3 tahun yang lalu dia datang dalam hidupku menawarkan mimpi lalu dia melemparkanku pada lembah kehampaan yang tak berbintang seakan asa tak ada lagi. Yang kutahu hanyalah dia membuat seluruh hidupku tergantung padanya dan dalam kepapahan tidak punya apa-apa dia meninggalkanku. Yang kutahu hanyalah dia pergi di saat sakit itu hampir membawa jiwaku terbang menembus dunia yang lain. Dia pergi. Manakala adenium telah berbunga pun dia tidak menyaksikannya, dia tak pernah kembali walau aku menunggunya dan seakan tak ada cara lagi untuk meruntuhkan tembok keangkuhan yang semakin tinggi di bangunnya.

"Dia datang bak seorang ksatria yang gagah berani, yang seakan siap menyelamatkan sang putri namun dia pergi seperti seorang pengecut yang lari bersembunyi kala si naga jahat
menyemburkan apinya."

Malam-malam penuh tangisan yang kulalui melewati kehancuran dan kepahitan itu telah berlalu seiring bulan yang terus berganti dan dia pun tenggelam dalam keangkuhan jiwanya, dia hilang bersama asanya yang tak pasti dan tidak pernah datang lagi. Aku akan mengingatmu sebagai bagian terperih dalam hidupku bahkan sampai tulisan ini kutulis goresan luka itu belum sembuh banar bahkan sakit paru-paruku belum juga sembuh. Keriaanku semalam di Hard Rock Cafe telah membuktikan bahwa goresan kepedihan itu msh ada. Hatiku merintih pilu berada disana, teringat dulu seberapa sering waktu yang telah kami habiskan disana. Hmmmmmm.............
Masa yang ku lewati bersamanya adalah sebuah pengorbanan dan keikhlasan yang di sebut orang kebodohan. Keikhlasan adalah proses penerimaan dengan sabar sesuatu yang kita sendiri tidak pernah rela itu terjadi dalam hidup kita. Namun, untuk menjadi ikhlas dibutuhkan suatu jiwa yang berani berkorban untuk memilih dengan penuh penyerahan utuh.

Dalam masa itu kutemukan suatu cerminan diri yang membuatku tahu bahwa ada sesuatu yang mulia dalam diri kita masing-masing yang harus terus diperjuangkan bahkan disaat-saat terperih, hancur dan hampir mati sekalipun. Suatu kemuliaan yang akan mendasyatkan jiwa kita akan pemenuhan hati beserta dengan pemahaman kualitas diri yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku tlah memaafkannya walau goresan-goresan kepahitan itu masih membekas di hatiku. Aku tidak akan lagi mendoakannya namun kuharap dia baik-baik saja. Maafkan karna aku bukan orang yang pantas.


Kuta - Bali

Monday, February 8, 2010

Adenium Hilang

Kemarin ku lihat dia berbunga
mekar berseri terpadu
harap itu tak henti tersungging
walau dia tak pernah datang jua
adenium tetap berbunga

Dimana sekarang adenium berada
Dia tak terlihat pada tempatnya
Tak ada lagi kuntum yang mekar
mungkin di curi orang
yang iri bila kita tersenyum

Oh Adeniumku...
sekarang ada dimana?
apakah ini pertanda
kebersamaan kita telah habis
dia pun tak pernah kembali pulang


Neivy Vilany
Kuta - Bali
08 Feb 2010

Friday, February 5, 2010

Senyum yang pernah hilang

"Senyum yang sempat pudar"

begitulah sahabatku menamakannya

Senyum itu tlah kembali merekah

untuk menyerikan jagad

Dia telah kembali



Sesungguhnya aku telah memaafkannya, sepahit apapun kenangan tentangnya telah menggoreskan luka yang sangat dalam di hatiku tapi aku sudah memaafkannya. Biarlah hanya Tuhan yang tahu seberapa benar dan tulus semua ini.

Aku hanya ingin melanjutkan hidup
bukan dalam kesia-siaan
Ku ingin berbuat
bukan hanya diam dalam kepalsuan
Aku ingin tersenyum
untuk semua orang
bukan terkurung dalam sangkar
Aku adalah aku
Sebuah jiwa yang terlepas
dan kembali tersenyum

Tuesday, February 2, 2010

Corat-coret tanpa maksud

Kegundahan ini bergejolak lagi, entah sedang merasakan apa. Menatap bisu tanpa kata, tertawa sendiri, merintih, meratap tanpa tau apa-apa. Seandainya semesta mau beritahu tentu takkan sesulit ini. Atau memang kita tlah berjalan terlalu jauh? lebih tepatnya "aku" bukan kita. Teriknya mentari kala siang dan kesunyian malam yang dingin dari hari
to be continue...

03 Feb 2010
Teriknya mentari kala siang dan kesunyian malam yg dingin dari hari ke hari menjadi teman hati. Kadang kita merasa hidup tersia-siakan karna kegembiraan semu sementara waktu tak akan lama lagi bersama kita. Apa yang sedang kutulis ini? Aku sendiri pun tak tau...
Jiwaku melayang entah kemana, mengembara sendiri meninggalkan raga yang masih terus terpaku dalam ruangan persegi empat ditemani seperangkat komputer berisi semua data sales dan promosi, sebuah telpon di meja, Blackberry yang hanya di pakai untuk telpon dan sms saja dan tidak bisa dimaksimalkan penggunaannya karena memang sengaja tidak diaktifkan layanan blackberry-nya, setumpuk CD kosong, kalender meja yang merupakan hadiah setelah berbelanja produk Sorella, secangkir kopi yang sebentar lagi habis, segelas air putih, kacamata, dan setumpuk majalah iklan.
Hari ini pun ku masih tertawa-tawa sendiri, entah sedang menertawakan apa? atau mungkin juga sedang menertawakan diri sendiri. Atau karna masih teringat... uppsss.. Ah, aku pasti terlalu berlebihan kalau berpikir seperti itu.
Apa yang terasa saat ini? entah bagaimana harus mengejawantahkannya, terlalu sulit pabila harus dirangkai dengan kata-kata. Hanya aku dan Tuhan yang tahu apa ini, hhmmmm.. seorang sahabatku juga tahu hal ini karna kemarin aku begitu tak kuasa untuk menahannya sendiri dan tak mungkin juga menyimpannya sendiri. Oh tidak... aku mulai memikirkannya, jangan sampai aku terus berkelana ke dunia yang tidak ku ketahui sama sekali. Wake up girl!!! Terlalu jauh tuk di tempuh, lihatlah semua pembatas itu... Takkan menjadi sesuatu yang mudah tuk didapat, dia terlalu jauh tuk di raih.
Then why does my heart feel so glad
Then why does my heart feel so...
Biarlah semesta sampaikan pada pasir-pasir di gurun sana dan pada bunga-bunga yang tumbuh di atas bebatuan seuntai kerinduan yang tak sanggup kurangkai.
Huuffhhhh...
Pagi tadi kuterbangun dengan sakit kepala yang amat sangat, bertambah sakitnya karena mendapati tubuhku yang masih tertinggal di Bali sedang menyiksa diri untuk sebuah pemahaman tanpa nama. I want my life back... Apakah itu berlebihan? Apakah itu terlalu susah untuk menjadi kenyataan? Aku hanya meminta itu saja sekarang, besok mungkin akan meminta yang lain lagi, tapi itu biarlah menjadi urusan esok saja. Jangan heran karna bukankah itu sudah menjadi sifat manusia? Terus meminta ini dan itu tanpa berpikir mungkin itu bukan buat kita, mungkin itu memang tidak untuk kita, mungkin Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lain untuk kita, mungkin Dia akan memberikan sesuatu yang lebih indah untuk kita. Tapi kita terlalu egois untuk bersabar dan memahami semua maksud yang tersirat dariNya. Kita hanya ingin dituruti dan bila tidak sesuai dengan yang kita mau maka kita akan berontak lalu bersedih. Yah itulah kita manusia dan aku termasuk didalamnya.
Yah, sudahlah...
Back to reality...
Terjadi kesalahan penulisan tanggal pada tulisan ini karna kesalahan setting GMT. Tulisan ini mulai dicorat tanggal 02 Feb 2010 dan dilanjutkan tanggal 03 Feb 2010.
Ada panggilan telpon di Blackberry yang pertama dari Pak Cipto, mudah-mudahan saja setelah pembicaraan di telpon dengannya akan ada berita yang lebih menggembirakan di kemudian hari. Yang kedua lagi dari Pras, ciihhhuuuyyyy... sungguh berita gembira, ada tawaran foto underwater wedding... di answer is yeeesssssss....
Setelah telpon ditutup aku baru sadar kalau sebotol obat itu belum juga habis ;-( Keadaan ini menamparku sangat hebat, obat-obat itu telah membatasi seluruh ruang gerakku. Terasa hatiku mulai berderai tangis. Memohon agar ditunjukkan jalan.
Aku sangat menginginkannya...
I just want my life back...
Terus menangis dalam hati karna tidak mungkin untuk menangis sekarang di kantor.
Sebenarnya apa yang ingin ku tulis ini?? TIDAK TAHU... akupun tidak tahu apa yang sedang kutulis ini. Daripada nantinya ngelantur lebih baik sampai disini saja.