Thursday, December 30, 2010

04.00

Titik air yang sesekali menetes
menjadi saksi malam
tak ada ilusi di kesunyian
H
anya kosong dalam kesadaran

Siapakah yang memanggil malam
Hingga dada tak henti berdetak

Dan mata tak sekalipun terpejam

Sesekali raga keluhkan kantuk dan letih
Sambil ditertawakan nyamuk yang menari-nari

Membisik dengung kelaparan

Di dinginnya malam yang kian menusuk

Sekarang kian terpahami
Dengan bebas tanpa batas

Sambil tersenyum menyambut pagi



25 Desember 2010

Kekinian

Suara merdu dalam keheningan

Mengiring syahdunya malam

Biaskan getar-getar kesederhanaan

Yang menari bersama angin


Masa lalu yang membayang

Masa depan yang berilusi

Lemparkanlah semuanya

Pada bara api neraka


Hari ini adalah kekinian

Dalam bentuk dan raga tanpa kata

Hari ini adalah keselamatan

Lewat kesejatian tanpa syarat



24 Desember 2010

Seberkat Kasih

Embun fajar yang meretas pagi
Tiupkan ruh pada jiwa
Ufuk timur sayup membias
Tenunkan untaian keindahan

Sesaat diam lalu beranjak
Menguap dalam tetesan-tetesan bening
Hanya sukma yang saling tatap
Berujud sbagai pemenuhan syafaat

Secerah mentari bersinar
Melingkup seluruh ruang
Memecah kehampaan
Bak Isthar nan indah dan berkilau cinta

Doa-doa semesta memuja
Hiongga ke tingkap-tingkap awan
Biar keluarkan sedikit dentuman
Meriakkan sececah lantunan tanpa suara

Di hamparan rumput liar
Biarlah surga taburkan benih
Tulis kesejatian kasih murni
Seberkat di tahun yang kan menjelang




30 Desember 2010

Tuesday, December 21, 2010

12 Desember 2010

Rintik-rintik hujan tadi malam
Begitu damai dan tenang
Menghantarku masuk
Ke tanggal 12 Desember

Waktuku tlah bergulir begitu cepat
Hari ini tanggal 12 Desember yang ke 28
Langit begitu kelabu
Kala hati ingin kuat bergembira

Aku hanya sendiri hari ini
Berteman angin dan debur ombak
Disertai deringan telpon
yang terus menghatur doa

Aku tetap hanya sendiri
Hanya bersama diriku dan hatiku
Serta sebuah permohonan pada Bapa
Semoga kelak menjadi nyata

Deburan ombak di echo beach
Semakin menggetarkan hati
Hari ini 12 Desember aku hanya sendiri
Bersyukur padaNya dalam cinta



Neivy Vilany
12 Desember 2010
Echo beach - Canggu

Aku adalah sekarang

Wahai alam yang mendengarkan jiwa
Dengarkah pada keakuanku yang fana
Angin yang bertiup sebentar
Mentari yang bersinar sebentar
Burung bernyanyi sebentar

Dengarkanlah pada jiwa yang tak sempurna
Hanya sececah tawa tersungging
Sejenak hasrat terpahami
Sececah kedamaian lalu pupus
Tertiup kefanaan yang angkuh

Dimanakah pelangi warna-warni
Dimanakah bintang-bintang yang menari
Dimanakah dedaunan mendesah riang
Dimanakah embun fajar meretas pagi
Wahai alam bersuaralah pada jiwa

Kini aku tlah mati
Menyerah pada keberadaan
Dimana angint terus bertiup
Mentari sinarkan cahaya abadi
Kicau burung yang bernyanyi merdu

Jangan timpakan kafanaan pada jiwa
Biar pelangi mewarna selepas hujan
Biar dedaunan terus menari riang
Biar embun fajar menyambut sejuknya pagi
Biarlah langit berdendang bersuka

Dengarlah suara jiwa wahai semesta
Yang sepenuh hati berserah
Pada terang yang bersinar
Dengarkanlah suara jiwa
Pada keberadaan yang sejati



Neivy Vilany
20 Desember 2010

Wednesday, December 1, 2010

Memuja

mulutku tak berucap memuji
tapi tahukah kamu
aku memujamu begitu dalam
merdu suaramu adalah nyanyian keindahan bagi jiwaku
setiap detik bersamamu
adalah kehidupan yang sebenarnya
hatiku bersorak tiap bersamamu
malamku tak mau lelap tanpamu
duniaku selalu bergetar
setiap kata itu terucap
tahukah kamu bahwa aku cinta
hidupku nyata saat bersamamu
terima kasih karna cintamu



Neivy Vilany
29 november 2010
disini, hingga di titik ini aku ingin mati
kembali pulang pada Bapa
namun hatiNya tak luluh jua
aku memelas padaNya
Dia melemparku ke dunia
tuk penuhi takdir atas jiwa
Bapa lihatlah anakMu
yang lemah dan lelah ini
tak jua kutemukan yang Kau mau
ku ingin berhenti menangis hampa
berapa lama lagi Sang Khalik
terlaksana agar surga tertawa
dan Ibu Bumi tak lagi bersedih
supaya anak tak durhaka



Neivy Vilany
23 November 2010
tahun demi tahun yang terlewati
hingga tiba jua di titik ini
suatu kilas balik masa
kadang kutemui suatu titik hampa
yang berikutnya gelap
lalu berikutnya lagi terang
keterbiasaan ini kian bertanya
transisi demi transisi hidup
di pencarian yang tergila
lalu di titik ini ku berdiri
menangis tanpa sebab
untuk kesekian kali menyerah
tlah kutinggalkan kebiasaan yang kumaui
turuti semesta memanggil lembut
namun gelas belum terisi penuh
aku lelah dan dahaga
di titik ini aku ingin berhenti
di titik ini aku ingin mati



Neivy Vilany
23 November 2010